Rindu Suara Takbir
Rindu Suara Takbir
Lantunan suara takbir mulai terdengar menggema di seluruh penjuru desa Kedung Jeruk. Suaranya bak hujan ditengah kemarau, terasa sangat sejuk dan mendamaikan. Namun kali ini berbeda, tak seperti biasanya yang bisa merayakan Idhul Adha bersama keluarga.
Gema takbir menjadi penyayat sekaligus pelipur lara hati. Menjadi penyayat hati karena tak bisa merayakan Idhul Adha bersama keluarga, menjadi pelipur hati karena suara takbir bak suara dari surga yang sangat mendamaikan meski jauh dari keluarga.
Kali ini, meski tak seperti biasanya yang bisa tekbiran bersama di masjid dekat rumah, tetapi aku dan teman-teman lainnya dapat melakukan takbir keliling bersama adik-adik TPA. Takbiran kali ini begitu spesial karena dilengkapi dengan peralatan seperti jaman dahulu, salah satunya adalah obor juga kentongan.
Remaja masjid yang ikut meramaikan menambah hikmat kegiatan takbir keliling kali ini dengan tabuhan kentongan juga jirigen. Perpaduan yang sangat apik dan menarik, sehingga masyarakat sampai berbondong-bondong keluar rumah untuk melihat.
Bagaimana tidak rindu, ketika dua tahun lalu kegiatan ini dihentikan sementara karena Pandemi. Takbir keliling menjadi ajang suka cita terhadap datangnya hari raya Idhul Adha. Sehingga, jika tidak ada pasti akan memberikan kesan yang berbeda. Untungnya, di tahun ini Pandemi telah menjadi endemi, kegiatan yang terfokus di masjid dapat dilakukan kembali. Contohnya takbir keliling.
Gema suara takbir yang dapat merengkuh hati, apalagi diucapkan oleh anak-anak menjadi sangat berkesan. Kerinduan terhadap kegiatan semacam ini akhirnya terobati. Justru malah menjadi sangat berarti. Semoga kita yang sedang berjauhan dengan orang-orang terkasih disaat lebaran kali ini tetap merasa utuh dan damai. Semoga gema takbir kali ini benar-benar menjadi pelipur lara hati, mendamaikan setiap hati yang resah dan meringankan beban yang mungkin sedang terpikirkan.
Komentar
Posting Komentar