Dinamika Pendidikan Dasar Bagi Anak-Anak di Desa Kedungjeruk Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar
Dinamika Pendidikan Dasar Bagi Anak-Anak di Desa Kedungjeruk Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar
Pendidikan memang menjadi salah satu kunci kehidupan. Pendidikan juga kerap dikaitkan dengan suatu keberhasilan dari seseorang. Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya. Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak, orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia.
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Sering kali kemajuan suatu bangsa diukur sejauhmana masyarakatnya mengenyam pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki suatu masyarakat, maka semakin majulah bangsa tersebut. Sehingga tercapai masyarakat berpendidikan dan berkhlakul karimah yang dapat membawa kemajuan dalam berbagai bidang. Dengan adanya pendidikan, dapat meningkatkan kualitas moral, pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu, sangat diperlukan adanya kesinergian antara pendidikan dan sumber daya manusia.
Sejalan dengan apa yang sudah dipaparkan di atas, sumber daya manusia menjadi objek terpenting dari pendidikan dan juga kemajuan suatu bangsa. Sumber daya manusia dalam hal ini adalah semua orang yang terlibat dan ikut serta dalam dunia pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar sampai mereka yang terpilih mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa objek terpenting dari pendidikan adalah anak-anak, remaja, hingga dewasa, atau biasa disebut dengan siswa dan guru.
Pendidikan yang merupakan awal dari sebuah pengetahuan dapat dimulai dari rumah, sekolah juga di tempat-tempat kursus atau bimbel. Yang menjadi penting dalam pembahasan kali ini adalah dinamika pendidikan dasar bagi anak-anak. Yang mana pendidikan dasar ini akan menjadi cikal bakal pembentukan karakter, sikap, sifat, dan cara berpikir mereka tentang semua hal yang ada di dunia. Oleh karenya, akan diulas dinamika pendidikan dasar bagi anak-anak yang ada di desa Kedungjeruk, tempat dimana penulis melakukan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN). Juga merupakan tempat dimana penulis melakukan pengamatan dan penganalisisan terhadap anak-anak di masa-masa pendidikan dasar mereka, yang telah dilaksanakan melalui program kerja yang telah dirancang seKedungJeruk
Situasi, Dinamika, Persoalan dan Potensi Masyarakat di Desa KedungJeruk
Kedungjeruk adalah sebuah desa yang berada di wilayah kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia. Terbagi menjadi 6 dusun, yakni Gondang, Sukorejo, Jatikurung, Mlandang, Jatimulyo, Kedungjeruk. Dari masing-masing dusun terbagi lagi menjadi 13 dukuh, yakni di dusun Gondang ada 4 dukuh yang meliputi Gondang, Gondang Baru, Puntukrejo, Jatipanji. Kemudian di dusun Kedungjeruk ada 3 dukuh yakni Kedungjeruk, Tawangsari, dan Sidomulyo. Di Jatikurung ada 2, yakni dukuh Jatikurung dan Selorejo, kemudian di Jatimulyo, ada Jatimulyo dan Dukuhan. Dilanjut dengan dukuh Mlandang dan Sukorejo.
Berdasarkan pengamatan juga observasi yang telah dilakukan, situasi masyarakat di desa Kedungjeruk begitu harmonis juga saling menghargai dengan banyaknya perbedaan yang ada. Hal itu dibuktikan dengan beragam golongan atau aliran kepercayaan yang dianut di sana. Seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, LDII, dan lainnya. Namun, perbedaan tersebut tidak lantas membuat mereka hidup acuh tak acuh, justru menjadikan kehidupan di masyarakat semakin berwarna. Selain itu, jumlah penduduk yang memang tidak sedikit, dan tentunya memiliki corak budaya dan kebiasaan yang berbeda membuat kehidupan masyarakat di desa Kedungjeruk begitu variatif. Sebagai contoh ketika ada kegiatan pengajian rutin bersama ibu-ibu dan bapak-bapak, setiap dari mereka sangat antusias datang ke acara tersebut. Tidak lagi memandang dari golongan keyakinan apa, pekerjaannya apa, RT berapa, dan lain sebagainya. Mereka berkumpul membaur menjadi satu dengan sangat indah.
Desa Kedungjeruk yang berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar dan perbatasan antara Kecamatan Kebakramat dan Kecamatan Mojogedang, membuat penduduk di desa ini banyak yang bermatapencaharian sebagai petani. Hasil komoditas pertanian yang utama adalah padi dan cabai. Selain itu juga tanaman tebu yang merupakan hasil dari garapan tanah bengkok (tanah garapan perangkat desa). Kegiatan ekonomi di desa ini pun beragam, yang paling banyak ditemui adalah tempat penggilingan padi atau yang kerap disebut dengan selepan. Selain itu, banyak toko-toko kelontong yang tidak terlalu besar tapi isinya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar warganya. Ada pula beberapa angkringan yang sangat ramai ketika ada acara-acara besar, seperti perlombaan tingkat desa ataupun tingkat dusun.
Meski kegiatan ekonomi di desa Kedungjeruk terlihat baik-baik saja, namun efek dari Pandemi Covid-19 tentunya juga berdampak drastis terhadap berbagai sektor. Seperti yang paling mencolok adalah di bidang ekonomi dan pendidikan. Di sektor ekonomi, beberapa pengusaha seperti pengusaha jamur tiram dan jamur kuping harus ada yang gulung tikar sebab tak ada permintaan yang masuk. Selain itu, nilai jual hasil pertanian juga menurun tak sebanding dengan modal yang dikeluarkan. Lain halnya di sektor pendidikan, dinamika penyampaian ilmu pengetahuan dari luring menjadi daring berdampak drastis terhadap pemahaman anak-anak atau siswa terhadap materi yang diajarkan. Anak-anak seolah dipaksa memahami materi padahal pendalaman materi yang diberikan mungkin belum cukup. Pun juga dua tahun masa pandemi menyebabkan miss understanding terhadap materi-materi dasar yang sejatinya perlu dipahami anak-anak untuk bekal mereka melanjutkan pendidikan.
Sejatinya, anak-anak yang termasuk ke dalam golongan masyarakat di desa Kedungjeruk memiliki potensi juga kemauan yang luar biasa untuk belajar. Dari golongan muda, remaja hingga dewasa, selalu antusias terhadap berbagai kegiatan yang diadakan desa maupun kegiatan program kerja yang diadakan oleh mahasiswa KKN sebagai upaya untuk mengurangi dinamika dan persoalan yang ada di desa tersebut. Seperti halnya ketika diadakan bimbel untuk anak-anak, mulai dari orang tua hingga anak-anak sendiri begitu antusias mengikuti dan rutin menghadiri bimbel. Juga ketika ada kegiatan sosialisasi untuk ibu-ibu PKK, mereka begitu antusias mengikuti dan mendengarkan dengan seksama. Bahkan dikalangan muda-mudinya pun senantiasa tergerak hatinya untuk mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti kegiatan donor darah.
Melihat situasi, kondisi serta potensi yang ada di desa Kedungjeruk, utamanya di sektor pendidikan, membuat hal tersebut menjadi perhatian utama bagi penulis. Apalagi pasca pandemi ini, anak-anak membutuhkan perhatian lebih terkait pendidikannya. Agar nantinya, materi yang telah diajarkan di kelas atau juga di rumah dapat diimplementasikan dengan baik ketika pembelajaran di sekolah telah dilakukan kembali.
Upaya Bersama Masyarakat Untuk Menghadapi Persoalan Pendidikan di Desa KedungJeruk
Seperti yang telah dijelaskan di atas, pendidikan menjadi perhatian utama juga masalah bersama yang dihadapi oleh para orang tua di desa Kedungjeruk. Mengapa demikian? Karena nyatanya Pandemi Covid-19 membuat batasan antara guru dan siswa sehingga pembelajaran tidak terjadi secara maksimal. Hal tersebut berakibat kepada pengetahuan, pemahaman, juga cara belajar anak-anak yang semakin lama semakin tergantung pada gadget mereka. Tidak hanya itu, materi-materi dasar yang seharusnya dikuasai sejak dini seperti hilang dari lemah mereka. Seperti contoh adalah materi perkalian dan pembagian, yang mana materi tersebut akan terus berguna hingga mereka menjalani pendidikan lanjut. Namun ternyata ada beberapa anak-anak yang bahkan tidak tau cara menghitung dan menjawabnya. Hal tersebut tidak serta merta salah dari sang anak, melainkan banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut dapat terjadi.
Mungkin juga hal yang demikian terjadi di beberapa tempat, namun yang mejadi perhatian adalah bagaimana kemudian menyiapkan kembali generasi penerus bangsa ini untuk dapat berperan aktif di kelas juga di sosialnya. Karena Pandemi Covid-19 juga menyebabkan mereka seperti anti sosial dan lebih suka bermain-main dengan gadget yang mereka punya. Tanpa pengarahan dan pendampingan dari orang tua, hal tersebut dapat menjauhkan mereka dari pengetahuan sosial yang seharusnya mereka dapatkan.
Melihat keresahan tersebut mahasiswa KKN bersama masyarakat melakukan beberapa upaya untuk dapat menekan adanya dinamika pendidikan dasar bagi anak-anak yang ada di desa Kedungjeruk. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pendekatan terhadap anak-anak guna mengetahui persoalan apa yang mereka hadapi di sektor pendidikan. Setelah itu, mengajak anak-anak untuk ikut berpartisipasi dan berperan aktif terhadap berbagai kegiatan yang positif dengan tujuan meningkatkan nilai-nilai pengetahuan dasar mereka terhadap materi pembelajaran dan menjauhkan mereka dari ketergantungan terhadap gadget. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apresiasi terhadap berbagai hal yang telah dicapai anak-anak. Seperti pemahaman terhadap suatu materi kemudian diberikan reward. Selain itu, para orang tua juga berpartisipasi terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan anak-anak, seperti pengadaan permainan tradisional yang bertujuan agar anak-anak mengenal permainan jaman dulu, juga agar anak-anak dapat membaur satu dengan yang lainnya, mempererat tali pertemanan dan meningkatkan aktifitas sosial mereka. Selain itu, para orang tua juga berpartisipasi terhadap kegiatan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang bertepatan ditanggal 23 Juli 2022. Kegiatan yang dilakukan adalah senam anak-anak yang didampingi oleh orang tua, kemudian pembagian buku doa dan juz amma.
Dengan melibatkan anak-anak dan orang tua mereka diharapkan dapat meningkatkan interaksi positif antara keduanya. Sehingga dapat berpengaruh positif pula pada perkembangan psikis anak yang juga berdampak baik nantinya pada proses pendidikan mereka.
Analisis Metodologis
Anak-anak pada usia pendidikan dasar memang membutuhkan banyak perhatian, utamanya dari lingkungan terdekat mereka yaitu keluarga. Keluarga menjadi hal terpenting bagi proses belajar mereka. Orang tua utamanya harus mampu menjadi guru di segala kondisi. Pandemi Covid-19 telah membuat semua orang tua menjadi guru yang sebenarnya untuk anak-anak mereka. Pasca Pandemi ini orang tua tidak lantas hanya berpangku tangan dan menyerahkan kegiatan belajar mengajar kepada guru di sekolah. Evaluasi dan pengulangan pembelajaran harusnya dilakukan di rumah bersama orang tua sebagai tempat belajar terdekat mereka.
Pendidikan dasar memang sangat berpengaruh terhadap pemahaman anak-anak terkait pelajaran ataupun yang lainnya. Karakter mereka yang senang belajar dengan bermain, senang belajar dengan hal-hal yang menarik, senang belajar dengan nyanyi-nyanyian, memang harus diikuti dan dipersiapkan agar pembelajaran dapat aktif, tidak hanya berpusat pada guru. Pemahaman satu anak dengan yang lainnya yang mungkin berbeda juga menjadi pr tersendiri bagi guru maupun orang tua. Tapi hal tersebut tidak lantas membuat guru dan orang tua menjadi lepas tangan. Justru dengan itu, guru dan orang tua hendaknya dapat mengeksplorasi apa yang mereka sukai saat belajar.
Dinamika pendidikan dasar pada anak-anak utamanya di desa Kedungjeruk memang beragam. Seperti yang telah dijelaskan di atas, usaha untuk dapat menarik perhatian anak-anak ketika belajar atau bimbel yaitu dengan melakukan cara-cara yang mereka sukai. Seperti bermain, bernyanyi, kuis dengan hadiah, juga belajar di luar ruangan. Cara-cara tersebut dinilai dapat membantu anak-anak agar lebih responsif terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, dapat membantu mereka memahami dengan tepat apa yang disampaikan oleh guru. Juga menghindarkan mereka dari perasaan bosan.
Komentar
Posting Komentar